Bagi warga Surabaya, pasti tidak asing lagi dengan kuliner yang satu ini, ya, bubur ayam Jakarta yang biasanya setia menanti pelanggan di Jalan Jawa (dekat Kelt dan SMPN 6 Surabaya) ini memang sudah terkenal sebagai spot sarapan favorit bagi sebagian warga kota pahlawan, khususnya kalangan penggila sepeda pancal yang umumnya menjadi pelanggan tetap di sini.
Penulis beruntung dapat menjadi pelanggan pertama ketika ingin mencoba bubur yang satu ini, maklum, menu yang satu ini dikenal cepat sekali ludes. Bahkan pada akhir pekan biasanya sudah bubaran sebelum jam sembilan pagi. Penulis berangkat dari rumah dengan menggunakan sepeda pada pukul 05.30, sehingga pas dengan datangnya gerobak bubur ayam yang bersiap untuk standby kira-kira pukul 05.45.
Semangkuk bubur ayam dibanderol seharga Rp7.000 rupiah, tambah Rp3.000 rupiah untuk topping jeroan (ati, ampela, atau salah satunya saja). Untuk minumannya, si penjual bersimbiosis mutualisme dengan pemilik warung di belakang gerobaknya (tidak terlihat di foto, belum buka) untuk menyediakan teh manis hangat sekaligus tempat duduk buat pengunjung.
Penulis akhirnya memesan semangkuk bubur ayam dengan topping ampela, porsinya memang standar menu sarapan, namun rasanya setimpal dengan harga yang ditawarkan. Yang penulis suka adalah rasanya yang mild, tidak terlalu dominan rempah-rempah untuk ukuran bubur ayam, karena biasanya ada yang rasa jahenya terlalu kuat. Selain itu rasa krupuknya yang menyatu serta topping jeroannya yang gurih juga menjadi nilai plus buat bubur ayam yang satu ini.
Pengemasan untuk pesanan take away juga patut diacungi jempol, dilakukan dengan cukup telaten dan bersih sehingga memudahkan konsumen untuk menikmatinya di rumah sebagai oleh-oleh buat keluarga tercinta.
Saran penulis, usahakan datang pagi-pagi terutama pada hari Sabtu atau Minggu kalau tidak ingin kehabisan, terutama bagi yang ingin merasakan nikmatnya topping jeroan ala Bubur Ayam Jalan Jawa.
Selamat berwisata kuliner, salam kemalan badhogan!